Sabtu, 11 Desember 2010

Istilah - istilah dalam produksi Film dan Acara TV

Acting :
Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan

Addes Scenes :
Adegan yang ditambahkan kedalam konsep asli, biasanya diambil setelah film diselesaikan

Agent (Agent Model) :
Seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja untuk mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang termasuk gaji, kondisi kerja, dan keuntungan khusus yangtidak termasuk dalam standard guilds atau kontrak serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris untuk mencarikan mereka pekerjaan dan membangun karir mereka

Anamorphic :
Lensa yang digunakan dalam fotografi untuk memperkecil gambar widescreen ke ukuran 35mm. Proses ini dibalik ketika memproyeksikan hasil akhir film, memunculkan gambar kembali ke ukuran normal pada layarlebar.

Answer Print :
Married Print pertama dari film yang dibuat oleh lab pemroses film, dan kemudian akan digunakan untuk menetapkan standar kualitas film yang akan diedarkan kepada publik.

Apple Box :
Digunakan untuk meninggikan seorang aktor/aktris serta suatu obyek sesuai dengan ketinggian yang tepat untuk pengambilan gambar.

Art Departement :
Bagian artistik. Bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung jawab untuk keseluruhan desain priduksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat dengan sutradara.

Ascpect Ratio :
Perbandingan antara lebar dan tinggi bingkai gambar (frame)
Rasio untuk tayangan televisi adalah 1,33:1 yang artinya lebar frame yang muncul di televisi adalah 1,33 kali dari tinggi.

Art Director :
Seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan instruksi sutradara.

Available Lighting :
Pengambilan gambar tanpa tambahan cahaya buatan manusia

Audio Visual :
Sebutan untuk perangkat yang menggunakan unsur suara dan gambar

Art Director :
Pengarah artistik dari sebuah produksi

Asisten Produser :
Seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya

Audio Mixing :
Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.

Angle :
Sudut pengambilan gambar

Animator :
Sebutan bagi seorang yang berprofesi sebagai pembuat animasi

Audio Effect :
Efek suara

Ambience :
Suara natural dari obyek gambar

Broadcaster :
Sebutan untuk seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran

Background :
Latar belakang

Barn Doors :
Pintu berengsel yang dipasangkan di depan lampu studio yang dapat dibuka atau ditutup untuk memunculkan cahaya pada area tertentu di set.

Barney :
Bungkus kain pada pelindung yang dapat dipakaikan pada kamera film atau blimped kamera film, untuk mengurangi siara mekanisme. Ada juga heated barney yang digunakan dalam suhu dingin.

Best Boy :
Asisten Gaffer atau asisten Key Grip.

Blank :
Selongsong senapan atau pistol yang berisi peluru buatan untuk menggantikan peluru yang sesungguhnya. Blank dipergunakan dalam film untuk mencegah terjadinya kecelakaan, walaupun sesungguhnya peluru kosong itu sendiri masih berbahaya jika ditembakan dan mengenai orang dalam jarak dekat.

Blimp :
Ruangan kedap suara yang mengelilingi kamera film untuk mencekah ikutn terekamnya bunyi mekanisme kamera kedalam alat perekam suara.

Blow Up :
Perbesaran ukuran film dari 16mm ke 35mm yang dilakukan di laboratorium untuk diputar di bioskop. Istilah ini juga dipergunakan dalam fotografi untuk memperbesar foto guna keperluan display atau promosi.

Body Frame, Body Pod :
Digunakan untuk menunjang hand held camera di lapangan.

Boom Man :
Individu yang mengoperasikan mikrofon boom.

Booth Man :
Operator proyektor film. Orang yang bekerja dalam ruang proyeksi.

Breakaway :
Sebuah set atau hand property, misalnya botol atau kursi yang dirancang untuk rusak dengan cara-cara tertentu sesuai aba-aba.

Breakdown :
Biasanya merujuk pada jumlah spesifik rincian pengeluaran dalam sebuah produksi film. Dapat juga berarti pengaturan atau perencanaan berbagai adegan beserta urutan pengambilannya.

Budget :
Pengeluaran keseluruhan dari produksi film.

Blocking :
Penempatan obyek yang sesuai dengan kebutuhan gambar

Bridging Scene :
Adegan perantara di antara adegan-adegan lainnya

Back Light :
Penempatan lampu dasar dari sudut belakang obyek

Breakdown Shot :
Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara

Bumper In :
Penanda bahwa program acara tv dimulai kembali setelah iklan

Bumper Out :
Penanda bahwa program acara tv akan berhenti sejenak untuk iklan

Call :
Waktu yang diharapkan dari seorang individu anggota staf perusahaan, pemain, atau kru untuk berada di set. Jadwal biasanya didaftarkan pada call sheet yang menjadi tanggung jawab asisten sutradara dan manajer produksi.

Camera :
Sistem perangkat mekanik atau elektronik yang mengontrol pergerakan dari film yang belum diekspos di belakang lensa dan shutter dan yang menentukan gambar serta tingkatan cahaya yang masuk kedalam film. Mekanisme ini mungkin memiliki kontrol kecepatan.

Camera Boom :
Tempat kamera yang dapat berpindah, biasanya berukuran besar, tempat kamera dapat diproyeksikan keluar set dan atau dinaikan di atasnya.

Camera Departement :
Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk memfilmkan sebuah motion picture. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan.

Cameraman :
- First Cameraman sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of Photography) atau kepala kameramen, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya.
- Second Cameraman sering disebut sebagai asisten kameramen atau operator kamera, bertindak sesuai instruksi dari kameramen utama dan melakukan penyesuaian pada kamera atau mengoperasikan kamera selama syuting.
- First Assistant Cameramen sering disebut Kepala Asisten untuk pada operator kamera. Seringkali bertanggung jawab untuk mengatur fokus kamera (untuk kamera film)
- Second Assistant Cameraman, menjadi asisten operator kamera.

Camera Noise :
Bunyi Kamera. panggilan dari bagian tata suara (Sound Departement) di set untuk mereangkan bahwa ia menerima bunyi dari kamera sehingga harus digunakan kamera lain, melakukan perbaikan kamera atau diperlukan penghalusan tambahan terhadap kamera dengan menggunakan barney atau selimut.

Camera Report :
Salinan yang disimpan dalam tiap magazine film tempat asisten kameramen mencatat panjang pengambilan tiap adegan, nomer adegan, dan perintah untuk mencetak atau tidak. Laporan kamera diberikan ke laboratorium proses, bagian kamera, dan bagian produksi.

“Camera Right”, “Camera Left” :
Petunjuk bagi seorang aktor/aktris untuk berputar atau bergerak. Petunjuk ini berdasarkan sudut pandang sutradara atau kamera dan dibalik sesuai dengan keadaan aktor. Ketika menghadap lensa maka bagian kanan aktor adalah bagian kiri kamera dan juga sebaliknya.

Camera Tracks :
Lintasan Kamera yang terbuat dari metal atau lembaran kayu lapis ukuran 4 x 8 yang diletakkan dilantai untuk membawa dolly atau camera boom. Lintasan digunakan untuk menjamin kehalusan gerakan kamera.

Can :
Tempat/wadah untuk film.

Canned Music :
Musik yang belum ditulis untuk film tertentu namun telah direkam dan dikatalogkan menurut gayanya dalam perpustakaan sehingga dapat dibeli dan dipergunakan.

Casting Director :
Orang yang memimpin pemilihan dan pengontrakan aktor/aktris untuk memenuhi bagian yang dibutuhkan dalam sebuah naskah.

Century Stand :
Digunakan untuk menahan berbagai jenis bendera yang diperlukan untuk mengurangi intensitas cahaya atau untuk menghalangi sejumlah cahaya tertentu. Juga digunakan untuk menahan atau mendukung ranting daun atau efek lain yang berhubungan dengan pencahayaan.

Changing Bag :
Tas kedap cahaya dengan ritsleting ganda tempat magazines film dapat diletakkan untuk memindahkan film yang telah diekspose dan mengisi ulang magazine. Juga dibuat sehingga memungkinkan asisten kamera memasukkan tangan dan lengannya tanpa membiarkan film terkena cahaya. Biasanya digunakan jauh dari studio kaerna di studio, magazine diisi ulang diruang gelap di bagian kamera.

Character Man or Woman :
Pada saat-saat tertentu seorang aktor/aktris bermain karakter, biasanya istilah ini merujuk pada aktor/aktris yang paling sesuai secara fisik untuk peran-peran selain pemain utama romantis, peran remaja atau peran sederhana.

Cinema :
Merujuk pada Motion Picture. Berasal dari kata Yunani Kinema yang berarti gambar.

Cinema Scope :
Nama dagang untuk tujuan pemrosesan fotografi dan proyeksi yang mengikutsertakan kamera dengan lensa anamorfik atau proyektor dan ayar berlekuk ekstra panjang. Memungkinkan proyeksi dari gambar yang jauh lebih besar dari ukuran biasanya. Banyak film epic dibuat dalam Cinema Scope karena pengaruh dari ukuran terhadap penonton.

Cinematographer (Sinematografer) :

Penata Fotografi. Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera.

Cinemobile :
Nama dagang untuk unit lokasi pembuatan film yang lengkap dan dapt berpindah-pindah, membawa peralatan dan petugasnya dan memiliki banyak ukuran mulai dari van peralatan kecil sampai dengan bus besar.

Clapper Boards :
Sepasang papan berengsel yang diketukkan saat syuting dialog ketika kamera gambar dan alat rekam suara berputar dalam kecepatan yang sinkron. frame pertama ketika papan bersentuhan kemudian disinkronkan dalam ruang pemotongan dengan bunyi “bang”, memantapkan sync antara alur suara dan alur gambar. Pada banyak tipe sistem penanda elektronik dipasangkan sisi kamera.

Commercial :

Iklan. Film pendek yang umumnya berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang dibuat khusus untuk menjual suatu produk.

Composite Print :
Film yang telah diedit termasuk semua gambar, suara, dan musik yang telah dicetak ke dalam sebuah film.

Contact Glass :
Alat bantu penglihatan terbuat dari kaca berwarna gelap berbentuk seperti monacle yang dipakaikan ke salah satu mata Penata Fotografi selama pencahayaan set untuk memeriksa tingkatan kontras dari pencahayaan tersebut.

Cook, Cookie :
Dapat berupa kain dengan bingkai kawat atau lembaran kayu lapis atau plastik yang diberi pola daun ranting atau bunga untukmemunculkan bayangan pada permukaan datar. kadang buram atau tembus cahaya seperi sebuah scrim. berasal dari bahasa Yunani kukaloris yang berarti memecah cahaya.

Copter Mount :
Copter kamera untuk penggunaan dalam pengambilan gambar aerial helikopter yang berfungsi menjaga kamera dari vibrasi helikopter. Nama dagangnya adalah Tyler Mount.

Costume Designer :
Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film.

Coverage :
Keseluruhan koleksi hasil pengambilan gambar individual, sudut, dan set yang terdiri dari segala kebutuhan film untuk membuat sebuah cerita lengkap.

Cover Set :
Set yang digunakan untuk syuting bila adegan eksterior yang diusahakan ternyata terganggu oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Cover Shot :
Bagian dari pengambilan film untuk menyediakan materi transisi dari satu bagian adegan ke bagian adegan lain dalam sebuah adegan yang sama. Bisa juga digunakan sebagai gamabr tambahan atau cadangan kalau perekaman pertama tidak berhasil. Juga disebut sebagai “insurance”.

Cue :
Tanda bagi aktor/aktris dalam film untuk memunculkan bagiannya dalam dialog atau tindakan. Isyarat ini dapat berupa tindakan aktor/aktris lainnya, bagian akhir dari sebuah dialog, tanda dari sutradara atau isyarat cahaya.

Cue Light :
Bola lampu kecil yang dapat dinyalakan atau dimatikan oleh sutradara atau asisten sutradara dan diletakkan diluar jangkauan pandang kamera tetapi dalam jangkauan pandang aktor untuk memberi isyarat. Isyarat cahaya ini menghindari isyarat secara verbal yang dimunculkan oleh aktor.

Cut and Hold :
Perintah dari sutadara agar adegan diberhentikan namun aktor/aktris tetap berada dalam posisinya. Sutradara mungkin ingin memeriksa pencahayaan, posisi, atau mengatur adegan lain yang saling bersinggungan.

Cut Back :
Mengubah gambar dalam film secara cepat dari adegan saat ini ke adegan lain yang telah dilihat sebelumnya. Pemotongan ini Dilakukan tanpa ada transisi.

Cutting on The Action :
Menggunakan sebuah tindakan besar dari seorang aktor/aktris sebagai titik untuk masuk lebih dekat atau lebih jauh dari orang tersebut.

Cutting Room :
Tempat peralatan seorang editor film berada, misalnya moviola dan lain sebagainya dan tempat film akan digabungkan sesuai cerita yang berkesinambungan. Ruang ini biasanya ada dalam sebuah studio namun dapat saja berada pada lokasi tersendiri dan terpisah dari daerah studio.

Cut to :
Secara cepat mengubah gambar dalam film dari adegan masa kini ke adegan lainnya tanpa adanya transisi.

Credit Title :
Urutan nama-nama tim produksi dan pendukung acara

Chroma Key :
Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara
gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam
prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai
kebutuhan foreground dan background

Cutting on Beat :
Teknik pemotongan gambar berdasarkan tempo

Clip Hanger :
Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin
tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena
ada jeda iklan komersial

Cut :
Pemotongan gambar

Cutting :
Proses pemotongan gambar

Camera Blocking :
Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar

Clear-Com :
Sebutan bagi penggunaan headset audio yang dihubungkan dengan
Master Control

Channel :
Saluran

Crazy Shot :
Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan

Composition :
Komposisi

Continuity :
Kesinambungan

Cross Blocking :
Penempatan posisi obyek secara silang sesuai dengan kebutuhan

Crane :
Alat khusus/katrol untuk kamera dan penata kamera yang dapat
bergerak keatas dan kebawah

Clip On :
Mikrofon khusus yang dipasang pada obyek tanpa terlihat

Casting :
Proses pemilihan pemain sesuai dengan karakter dan peran yang
akan diberikan

Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak dekat

Dailies :
Hasil cetakan positif, dikirimkan setiap hari dari laboratorium berasal dari negatif film yang dipergunakan di hari sebelumnya.

Depth of Focus :
Area tempat berbagai benda yang diletakkan dengan berbagai ukuran jarak di depan lensa akan tetap memperoleh fokus yang tajam.

Dialogue Coach or Dialogue Director :
Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog saat pre-syuting.

Diffusers :
Potongan materi difusi diletakkan di depan lampu studio untuk memperhalus.

Director :
Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.

Documentary :
Film yang menyajikan cerita nyata, dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya. Juga sebuah gaya dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera, sound, dan lokasi.

Dolly :
Kendaraan/alat beroda untuk membawa kamera dan operator kamera selama pengambilan gambar. Dolly biasanya dapat didorong dan diarahkan oleh satu orang yang disebut Dolly Grip.

Dollying :
Pergerakan kamera selama pengambilan gambar dengan menggunakan kendaraan/alat beroda yang mengakomodasikan kamera dan operator kamera. Kadang disebut juga tracking atau trucking.

Double :
Bisa diartikan pemain tambahan yang menggantikan aktor/aktris selama pengaturan cahaya atau dapat berarti stunt yang menggantikan aktor/aktris dalam adegan berbahaya.

Dress The Set :
Perintah untuk menempatkan banyak benda (misal lampu, asbak, bunga, atau lukisan) di set untuk memunculkan realitas.

Drift :
Ketika seorang aktor/aktris hampir tidak disadari bergerak keluar dari posisinya. Dapat juga berupa petunjuk untuk menghilang dengan suatu cara tertentu, dengan arti melakukan perlahan dan bertahap.

Dual Role :
Pemutaran lebih dari satu bagian peran seorang aktor/aktris dalam sebuah film yang sama.

Dubbing :
Perekaman suara manusia secara sinkron dengan gambar film. Suaranya mungkin atau mungkin tidak berasal dari aktor/aktris yang sesungguhnya serta bisa juga bahasa yang digunakan ketika film tersebut dibuat.
Dubbing biasanya diselesaikan dengan menggunakan Film Loops – bagian pendek dari sebuah gambar beserta dialognya dalam bentuk married print. Aktor/aktris menggunakan gambar dan soundtrack playback sebagai panduan untuk mensinkronkan gerakan bibir dalam gambar dengan perekaman suara terbaru. Umumnya digunakan untuk memperbaiki perekaman asli yang buruk., performa artistik yang tidak dapat diterima atau kemungkinan kesalahan dalam dialognya. Juga digunakan untuk perekaman lagu dan versi bahasa lain setelah proses pemfilman.

Dulling Spray :
Sebuah penyemprot aerosol yang menyisakan lapisan yang tidak mengkilat pada permukaan apapun dan tidak mengakibatkan penyilauan pada lensa kamera.

Durasi :
Waktu yang diberikan atau dijalankan

Dimmer :
Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya

Dissolve :
Teknik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera

Depth of Field :
Area dimana seluruh obyek yang duterima oleh lensa dan kamera
muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh
jarak antara obyek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop

Dramatic Emotion :
Emosi gambar secara dramatis

Editing :
Proses pemotongan gambar

Editor :
Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan
gambar video dan audio.

Editorial Departement :
Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara atau produser.

Electric Departement :
Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya: lampu, kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.

Electrician :
Orang yang bertanggung jawab terhadap penempatan dan penyesuaian cahaya serta menyediakan listrik sesuai kebutuhan tiap alat.

Exclusive Contract :
Kontrak yang menyatakan bahwa seseorang dapat bekerja hanya untuk orang atau perusahaan tertentu yang mengontraknya.

Exhibitor :
- Orang atau perusahaan yang memiliki bioskop atau drive-in atau rantai lain yang memungkinkan ditontonnya sebuah film.
- Teater atau drive-in yang mempertunjukkan sebuah film.

Exposed :
Bahan baku film yang telah dipakai untuk merekam gambar. Kata “exposed” wajib dicantumkan pada setiap can film yang telah dipakai.

Ext. :
Eksterior. Bagian manapun dari film yang direkam di luar ruangan; jalanan kota, stadium, gurun, hutan, atau puncak gunung, beberapa lokasi dapat dibuat ulang di sounstage studio namun tetap dinamakan eksterior dalam naskah.

Extra :
Orang yang dipekerjakan sebagai pemain latar, misalnya sebagai salah satu orang dalam kerumunan dalam adegan di jalan.

Engineering :
Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah
teknis penyiaran

Establish Shot :
Gambar yang natural dan wajar

Extreme Close Up :

Pengambilan gambar dari jarak dekat

Fade Out, Fade In :
Efek berupa gamabr yang perlahan hilang dan menjadi gelap (fade out) atau gambar yang muncul dari kegelapan (fade in). Digunakan untuk menekankan berlalunya waktu atau akhir dari adegan atau cerita.

False Move :
Gerakan yang tidak terencana oleh aktor/aktris sebelum melakukan gerakan yang telah direncanakan. False Move yang dilakukan aktor dapat memunculkan masalah dengan mengatur Dolly Grip untuk bergerak bersama dolly dan kamera karena ia berpikir bahwa gerakan aktor adalah isyarat untuk menggerakan kamera.

Fast Motion :
Melakukan pemfilman dengan kecepatan dibawah standar kemudian memproyeksikan dengan kecepatan standar untuk membuat tindakan terlihat lebih cepat dari normal. Juga menciptakan efek masa lalu dan film bisu.

Feature Part :
Peran yang tidak terlalu penting untuk seorang bintang, tapi cukup besar untuk memunculkan perhatian khusus. Biasanya dilakukan oleh aktor/aktris yang telah dikenal baik oleh penonton. Saat ini lebih dikenal dengan Cameo.

Fifty-fifty :
Biasanya sudut kamera atau pengambilan gamabr ketika dua orang aktor/aktris saling berhadapan, berbagi lensa dengan adil. Juga disebut sebagai a two shot atau a two.

Fill Light :
Set pencahayaan umum yang digunakan untuk memperhalus kontras dari key lighting.

Film :
Media untuk merekam gambar yang menggunakan selluloid sebagai bahan dasarnya. Memiliki berbagai macam ukuran lebar pita seperti 16mm dan 35mm.

Film Clip :
Bagian pendek dari sebuah film.

Film Loader :
Pengisi Film. Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose ke dalam can.

First Run :
Pertama kali sebuah film dilepas ke bioskop untuk ditonton. Saat ini lebih dikenal dengan premiere.

Fishpole Boom :
Sebuah tiang ringan yang dapat digenggam dan dapat dipindahkan untuk digunakan meletakkan mikrofon di lokasi yang sulit selama pemfilman.

Flag :
Miniatur Gobo dari kayu lapis atau kain pada bingkai metal yang diletakkan pada century stand.

Flare :
Ketika suatu obyek atau cahaya dari set memantulkan cahaya yang tidak diinginkan scara langsung pada lensa.

Flashback :
Bagian dari cerita film yang mengisahkan waktu periode awal, tergantung dari cerita.

Flub :
Ketika aktor/aktris melakukan kesalahan dalam pengucapan dialog – flubbed his line

Fluid Head :
Landasan pada tripod kamera yang memberikan gerakan halus untuk kamera melalui penggunaan flywheel yang diletakkan dalam wadah berisi minyak dalam landasan itu sendiri.

Focus :
Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati
obyek aslinya

Fog Maker :
Menggunakan cairan khusus sehingga fog maker dapat memunculkan efek kabut, asap, efek kabur (blur), dan kelembaban. Dengan menggunakan cairan jenis lain maka dapat digunakan untuk menghilangkan kabur yang tidak diinginkan. Alat ini dapat berukuran kecil, mesin yang dapat digenggam atau mesin besar yang diletakkan di kereta.

Follow Focus :
Perubahan fokus kamera selama adegan untuk mempertahankan fokus pada aktor/aktris yang bergerak mendekati atau menjahui kamera. Biasanya menjadi tugas first assistant cameraman.

Follow Shots :

Pengambilan gambar dengan kamera bergerak memutar untuk mengikuti pergerakan pemeran dalam adegan.

Final Editing :
Proses pemotongan gambar secara menyeluruh

Floor Director :
Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan
keinginan sutradara dari master control ke studio produksi

Footage :
Gambar-gambar yang tersedia dan dapat digunakan

Footage Counter :
Alat penghitung yang berada pada kamera untuk tetap dapat mengikuti jumlah film yang telah diekspose.

Four Walled Set :
Sebuah set yang memiliki 4 dinding bukan 3 seperti biasanya. Keempat dinding menutup area aksi secara sempurna namun mungkin dapat dipindahkan untuk memungkinkan pergerakan cahaya dan kamera selama melakukan pengambilan gambar.

Frame :
- Suatu gambar dari banyak gambar pada gulungan film yang telah diekspose, ukuran frame bervariasi sesuai format yang akan diambil gambarnya.
- Menyesuaikan kamera dan lensa sehingga gambar yang akan diambil memiliki batasan yang diinginkan.

Frame per Second (fps) :
Sebuah film 35mm berputar dalam kamera dengan kecepatan normal menghasilkan 24 frame perdetiknya sehingga bila banyak frame yang diputar tiap detiknya aksi dari subyek akan diperlambat ketika diproyeksikan dalam kecepatan normal. Bila lebih sedikit dari 24 frame yang diputar maka aksi tampat dipercepat bila diproyeksikan dengan kecepatan normal.

Freelancer :
Orang yang tidak terikat kontrak dengan produser atau perusahaan manapun.

Freeze :
Perintah bagi aktor/aktris untuk menghentikan aksi namun mempertahankan posisinya. Dalam film yang aktor/aktris atau obyek lain muncul dengan tiba-tiba misalnya “pop in” pada layar maka aktor/aktris dalam adegan akan diminta untuk diam. Orang atau obyek kemudian ditempatkan di posisinya kemudian perintah untuk “action” diberikan dan adegan dilanjutkan. Dalam pemotongan film di bagian tengah dari masuknya aktor/aktris atau penempatan obyek akan dihilangkan.

Gaffer :
Pemimpin electrician yang bertanggung jawab di bawah Director of Photography mengenai pencahayaan set.

Geared Head :
Unit dimana kamera dipasangkan yang dapat dihubungkan pada dolly atau crane dan panned (gerakan secara horisontal) atau tilted (gerakan secara vertikal) memungkinkan kamera untuk mengikuti gerakan.

Gen :
Truk generator yang digunakan untuk menyediakan tenaga listrik ketika unit film berada di lokasi atau tambahan penyediaan tenaga di studio. Juga disebut sebagai genset.

Gobo :
Layar kayu yang dicat hitam. Digunakan untuk menghalangi cahaya dari sati atau lebih pencahayaan lampu studio, suatu set peralatan yang digunakan untuk mecegah jatuhnya cahaya yang tidak diinginkan ke lensa kamera atau area set. Biasanya diletakkan pada sanggahan yang dapat disesuaikan. Gobo tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.

Green Departement :
Bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.

Grip :
Orang yang berwenang memindahkan dan mengatur trek atau jalannya kamera – apapun yang membutuhkan cengkeraman yang kuat – di set.

Grip Chain :
Rantai ringan yang digunakan untuk berbagai keperluan yang dilakukan oleh bagian grip. pada set biasanya digunakan pada sekitar kaki kursi atau sofa yang ditempati pemain untuk mencegahnya bergerak.

Hairdresser :

Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan.

Hairdresser Departement :
Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.

Hand Cue :
biasanya diberikan oleh sutradara atau asistennya untuk menunjukan waktu masuk seorang aktor/aktris atau bagian khusus dari suatu adegan.

Hand Held :
Mengambil gambar dengan kamera ringan seperti handycam, jenis yang dapat ditahan oleh operator kamera dengan tangannya selagi mengambil gambar, berlawanan dengan meletakkannya pada gear head atau tripod. Memberikan fleksibilitas yang lebih. Teknik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod

Headroom :
Ruangan bagian atas suatu obyek dalam gambar dengan bagian atas frame.

High Head :
Tripod logam kecil dengan ketinggian tertentu yang dapat dipasangkan ke lantai untuk mempertahankan posisinya. Digunakan untuk menahan kamera saat pengambilan gambar dengan sudut rendah.

Hot Set :

Suatu set yang telah diisi barang dan dekor untuk syuting. Penggambaran ini biasanya mengindikasikan bahwa set tersebut tidak boleh dimasuki atau digunakan.

Hot Spot :

Area dalam set yang memiliki pencahayaan yang sangat terang.

Hunting Location :

Proses pencarian dan penggunaan lokasi yang tepat dan terbaik
untuk syuting.

Idiot Cards :
Kartu besar tempat dialog dituliskan untuk aktor yang tidak dapat mengingat kalimatnya. Dapat juga berarti sebuah bagian mesin elektronik yang mahal disebut Tele-Prompter, dimana sebuah gulungan kertas ditempatkan di depan atau dekat dengan kamera dan dituliskan dialognya dengan huruf yang besar sehingga mudah untuk dibaca. Bisa juga disebut dengan Cue cards.

Independent :
Seseorang yang membuat film tanpa dipekerjakan oleh sebuah studio besar.

Insert Shot :
Suatu obyek biasanya yang dicetak seperti surat kabar atau sebuah jam, dan dimasukkan ke dalam rangkaian untuk menjelaskan tindakan.

Int. :
Interior. Bagian dari film yang diambil didalam ruangan. Interior dapat berupa set yang dibentuk di studio atau diluar studio. Lebih dikenal sekarang ini sebagai location interiors.

Intercut :
Mengubah urutan tindakan dari belakang ke depan dari sebuah adegan ke adegan lain, biasanya dilakukan dengan kecepatan cukup tinggi.

Iris :

bagian yang terbuka dari sebuah lensa atau bagian belakang yang mengatur masuknya cahaya kdalam film. ukuran Iris dapat dikontrol oleh operator kamera.

Jell :
Gelatin atau materi plastik berwarna yang digunakan di depan sebuah lampu untuk mengubah warna cahaya dari lampu tersebut. Bisa juga disebut dengan Gel.

Jumping Shot :
Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan

Jimmy Jib :
Katrol kamera otomatis yang digerakan dengan remote

Key Grip :

Orang yang memimpin para pekerja grip.

Key Light :
Cahaya utama yang digunakan untuk menerangi subyek tertentu.

Lab :
Secara umum disebut sebagai suatu tempat untuk memproses exposed film pada tahap akhir.

Lens (Lensa) :
Konstruksi dari berbagai macam potongan kaca yang dipasang sesuai kebutuhan dan dimasukkan kedalam tube metal. Beberapa jenis lensa bersifat tetap dalam arti tidak dapat diubah-ubah panjangnya.

Light Meter :

Instrumen kecil dan dapat dipegang dengan tangan yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya.

Lining Up :
Membatasi adegan. Operator kamera atau sutradara mengatur penempatan kamera sehingga mencakup ruang pengelihatan yang diinginkan. Dapat juga berarti framing.

Limbo :
Melakukan pengambilan gambar pada area atau set yang tidak dapat dijelaskan sebagai suatu lokasi khusus. Dapat digunakan untuk adegan close-up, insert, dan lain sebagainya.

Lip-Sync :
Sesi perekaman saat seoarang aktor/aktris menyesuaikan suaranya dengan gerakan bibir dari gambar.

Location Departement :
Bertanggung jawab untuk mendapatkan lokasi khusus yang dibutuhkan untuk syuting film serta membuat penagturan agar seluruh kru dan peralatan dapat mencapai lokasi tersebut.

Long Focus Lens :
Istilah yang relatif digunakan untuk menggambarkan lensa yang lebih panjang dari ukuran fokus normal (telephoto) dan memberikan perbesaran image.

Looks :
Arah khusus yang diminta pada aktor/aktris untuk menagrahkan matanya dengan tujuan untuk menyesuaikan tindakan pada gambar sebelumnya. Bisa juga untuk mengindikasikan lokasi seseorang atau benda yang tidak ada dalam gambar, misalnya diluar kamera.

Long Shot :
Gambar direkam dari jarak jauh. Biasanya digunakan dengan cara
pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.

Magazine :
Wadah film yang membentuk bagian dari suatu kamera atau proyektor. Magazine bersifat tahan cahaya serta tidak memungkinkan cahaya untuk masuk ke film yang belum atau sudah exposed didalam magazine.

Magnetic Recorder :
Alat perekam pita magnetik.

Make-Up Call :
Waktu untuk aktor/aktris berada pada bagian make-up atau ruang rias sebelum dimulainya syuting.

Make-Up Departement :
bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting.

Mark It :
Perintah terhadap asisten kamera untuk melepaskan clapper stick pada slate board untuk memberikan tanda suara pada adegan ketika kamera sedang berjalan pada kecepatan fotografi.

Marks :
Digunakan untuk memberikan referensi pada aktor/aktris atau dolly mengenai posisi tertentu dalam suatu adegan. Tanda ini dapat dibuat ditanah atau lantai dengan menggunakan kapur, kertas perekat, tees atau segitiga dari kayu serta metal.

Married Print :
Gabungan antara track gambar dan suara setelah film tersebut selesai diedit. Istilah ini tidak dikenal dalam produksi dengan menggunakan format video.

Match :
Menghasilkan ulang suatu tindakan yang dilakukan dalam adegan lain sehingga keduanya dapat dipotong sehingga menghasilkan posisi yg dapat disesuaikan.

Matching Directions :
Penyesuaian adegan dalam film seperi masuk dari kiri ke kanan sehingga orang atau alat transportasi dalam film tidak memiliki arah yang terbalik ketika pengambilan gambar lain dimasukkan.

Matte :
Sebuah cut-out atau penutup sebagian yang diletakkan didepan lensa untuk mencegah ekspose dari bagian film. Misalnya sepasang kembar identik sedang berbicara, padahal hanya satu aktor/aktris yang memerankan peran tersebut.

Matte Box :
Sebuah frame yang dipasang didepan lensa kamera dan didesain untuk menahan matte kamera yang digunakan pada suatu efek khusus. Matte Box biasanya dikombinasikan dengan sunshade.

Measuring Tape :

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak dari lensa ke subyek dengan tujuan untuk menentukan fokus secara tepat.

Microphone Shadow :
Munculnya bayangan dari mikrofon pada bagian set yang masuk pada area pandang kamera. Bila muncul pada gambar maka it’s a no-no (gambar tidak terpakai)

Mock-Up :
Tiruan suatu benda yang dibuat seperti asli tapi hanya berupa bagian tertentu saja menurut kebutuhan.

Montage :

Urutan gambar yang mengalir, menyatu, atau kadang dipotong dari yang satu ke yang lainnya. Digunakan untuk memperlihatkan peningkatan atau pembalikan waktu terhadap perubahan lokasi.

M.O.S. :
Porsi gamabr dari sebuah adegan yang diambil tanpa merekam suaranya. Inisial ini awalnya muncul dari sutradara Eropa yang tidak dapat mengucapkan WS dan mengatakan Mit Out Sound.

Moving Shot :
Teknik pengambilan gambar dari obyek yang bergerak.

Music Departement :
Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.

Master Control :
Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada suatu produksi acara

Medium Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak yang cukup dekat

Medium Shot :
Gambar diambil dari jarak dekat

Medium Long Shot :
Gambar diambil dari jarak yang panjang dan jauh

Middle Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak sedang

Master Shot :
Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan pada saat melakukan proses editing.

N.G. :
No Good (tidak baik) Istilah ini dipakai sebagai komentar terhadap pengambilan gambar yang tidak baik pada laporan kamera dan suara, misalnya N.G. Sound, N.G. Action

NTSC (National Television Standards Committee)
Sistem warna televisi yang dipergunakan di negara Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, NTSC terdiri dari 525 garis pemindaian yang berada pada rate 30 frame perdetiknya.

Non-Exclusive Contract :
Kesepakatan dimana sesorang dijamin untuk ikut dalam sejumlah produksi namun diperbolehkan untuk bekerja pada produksi lainnya.

Non-Theatrical Film :
Film yang tidak dipertontonkan di bioskop melainkan untuk film pelatihan.

O.S. :
Off Screen (tidak tampak pada layar)

Outs, Out Takes :

Bagian gambar yang tidak masuk pada versi lengkap dari sebuah film.

Overlap :
Perintah untuk aktor/aktris agar memulai dialog tanpa harus menunggu pemeran lainnya menyelesaikan dialognya.

Opening Scene :
Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita.
Biasanya adegan ini dikemas secara kreatif dan menarik untuk
mendapatkan perhatian dari penonton

PAL (Phase Alternation by Line) :
Sistem warna televisi yang pertama kali dibuat di Jerman, dan digunakan di Eropa dan beberapa negara lain termasuk Indonesia. PAL terdiri dari 625 garis pemindaian berada pada rate 25 frame perdetiknya.

Plot :
Alur cerita dari sebuah naskah.

P.O.V. :
Point of View (Sudut Pandang).

Practical :
Deskripsi dari sesuatu dalam sebuah set film seperti pada kehidupan nyata. Misalnya kompor gas, bak cuci, pintu terbuka, pencahayaan lampu.

Print :
Perintah ketika pengambilan gambar telah lengkap dan dikirim ke laboratorium untuk dikembangkan.

Producer :
Sebutan ini untuk orang yang memproduksi sebuah film tetapi bukan dalam arti membiayai atau menanamkan investasi dalam sebuah produksi. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh executive producer.

Production Departement :
Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala keperluan dalam sebuah produksi.

Production Assistant :
Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi.

Production Manager :

Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.

Production Unit :
Terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang diperlukan dalam suatu produksi.

Prop Box (Kotak Properti) :
Tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran serta memiliki roda yang gunanya sebagai tempat penyimpanan barang-barang kebutuhan suatu produksi.

Prop Man :
Bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi.

Power Pack :

Tempat khusus untuk pembagian arus listrik

Panning :
Pergerakan horisontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya

Rain Cluster :
Sebuah perangkat sprinkler yang dapat digantung diatas kepala untuk memberikan simulasi efek dari hujan. Di sini sering memakai semburan dari mobil pemadam kebakaran.

Raw Stock :
Film yang belum diekspose.

Reaction Shot :
Pengambilan gambar yang dimasukkan dalam sebuah adegan untuk menunjukkan efek kalimat atau tindakan terhadap partisipan lain dalam adegan tersebut.

Reel of Film :
Jumlah film yang akan diproyeksikan dalam waktu 10 menit. 900 feet untuk ukuran 35mm atau 360 feet untuk ukuran 16mm. Gulungan standar dapat menampung film sepanjang 1000 feet untuk 35mm dan 400 feet untuk 16mm.

Reflector :
Pemantul yang permukaannya berlapis perak digunakan untuk memantulkan cahaya. Untuk pengambilan film eksterior reflektor sering digunakan untuk mengarahkan sinar matahari ke bagian dalam suatu adegan.

Release Print :
Married Print yang dibuat untuk didistribusikan ke bioskop setelah answer print (telah disetujui)

Re-Load :

Penanda dari departemen kamera atau tata suara ketika mereka telah kehabisan persediaan untuk merekam.

Remake :
Produksi suatu film yang sebelumnya telah diproduksi.

Re-Run :
Memutar ulang suatu film atau acara televisi.

Research Departement :
bagian riset yang terdiri dari orang-orang yang menilai otentisitas artikel, benda, kostum, dan peristiwa dalam sebuah film sebelum produksi film tersebut dijalankan.

Resolution, Resolving Power :
Kemampuan lensa atau film untuk menangkap serta menunjukkan detail yang halus.

Re-Take :

Pengulangan sebuah adegan dalam syuting.

Reverse, Reverse Angle :

Lawan dari sudut kamera dari adegan yang baru saja diselsaikan untuk memperlihatkan sisi lain dari gambar.

Rigging :

Sebuah rangka pondasi untuk penyangga lampu penerangan pada suatu set. Sering disebut juga dengan Scaffolding.

Roll, Rool ‘em :

Perintah yang biasanya diberikan oleh asisten sutradara ketika sutradara merasa adegan telah siap untuk pengambilan gambar dengan memfungsikan kamera film dan peralatan rekam lainnya.

Rough Cut :

Penggabungan dari berbagai adegan film menurut suatu cerita yang komprehensip, biasanya sudah dengan dialog dan soundtrack.

Running Shot :
Menggerakkan kamera untuk menyesuaikan dengan aktor/aktris ketika mereka menyeberangi set atau lokasi.

Rushes :
Cetakan dari hasil pengambilan gambar hari itu yang diproses pada hari yang sama sehingga dapat dilihat pada besoknya.

Rundown :
Susunan isi dan alur cerita dari program acara yang dibatasi oleh
durasi, segmentasi, dan bahasa naskah

Run Through :
Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara yang disesuaikan dengan
urutan acara dalam rundown

Retake :
Pengambilan ulang suatu gambar/adegan

Sandbag :

Tas/bungkusan berisi pasir untuk pemberat.

Scouting :
Mencari lokasi untuk produksi atau bisa juga mencari orang yang berbakat.

Screen Play :
Naskah lengkap yang menjadi bahan untuk melakukan produksi film.

Screen Test :
Sebuah adegan yang memberikan kesempatan bagi aktor/aktris untuk memperlihatkan kemampuannya. Adegan ini biasanya diambil dari film untuk mempertimbangkan seorang aktor/aktris diambil lengkap dengan menggunakan kostum, set, dan riasan.

Scrim :
Sebuah bendera yang dibuat dari materi tembus cahaya. Kegunaannya adalah sebagian untuk mengurangi dan mendifusikan sumber cahaya. Berada ditengah antara sebuah gobo dan sebuah diffuser.

Script Supervisor, Script Clerk :
Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, penagrahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gamabr ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor.

Sequence :
Sebuah rangkaian adegan.

Shutter :
Mekanisme kamera yang mencegah cahaya masuk ke film diantara pengukuran frame segingga serial foto yang terpisah memiliki jarak walaupun gulungan film tetap diputar dalam kamera.

Sneak, Sneak Preview :
Pemutaran film di bioskop tanpa pemberitahuan sehingga pembuat film dapat memperoleh tanggapan dari penonton sebelum didistribusikan secara umum. Seringkali tanggapan dari penonton untuk membuat perubahan dalam film yang menurut produser akan membuat film tersebut lebih berhasil dipasaran.

Soft Focus :
pengambilan gambar dengan lensa yang diatur sedikit out of focus sehingga subyek tampak agak buram. seringkali digunakan ketika memfoto seorang aktor.aktris yang mulai terlihat berkerut.

Soft Light :
Pencahayaan lampu yang memungkinkan tidak menghasilkan bayangan dan berpendar secara keseluruhan.

Sound Camera :

Kamera yang beroperasi dengan tenan selama perekaman gambar sehingga suara dapat direkam tanpa adanya bunyi dari kamera.

Splice, Splicing :
Penggabungan akhir dari 2 buah film sehingga terbentuk sebuah kesatuan yang berkesinambungan. Proses ini disebut splicing, hubungannya disebut splice.

Sprocket :
Roda dengan gerigi teratur yang mencengkeram bagian pinggir film untuk menggerakkannya didalam kamera.

Still man, Photographer :
Bertanggungjawab atas publiitas dan pembuatan foto set serta lokasi. Dapat juga digunakan pada kesempatan tertentu.

Stop Frame :
Pengulangan sebuah frame film untuk memberikan efek diam pada aksi. Juga disebut dengan freeze frame.

Story Board :
Sketsa yang menggambarkan adegan dalam film. Digunakan untuk mempemudah pengambilan gambar.

Sunshade (Lens Shade) :

Kotak persegi panjang untuk meningkatkan ukuran lensa keluar, dipasangkan pada kamera diabgian lensa depan untuk mencegah masuknya cahaya kedalam lensa.

Super, Superimposure :
Penempatan sebuah gambar diatas gambar lainnya, misalnya title atau subtitle terjemahan bahasa.

Swish Pan :
Gerakan panning ketika kamera digerakkan secara cepat dari sebuah sisi ke sisi lainnya, menyebabkan gambar menjadi kabur untuk memunculkan kesan gerakan mata secara cepat.

Simply Shot :
Gambar yang diambil dari sudut yang mudah

Script Format :
Format penulisan naskah acara

Script Marking :
Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan bagi sutradara maupun
pendukung produksi lainnya

Stock Shot :
Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk menjadi pilihan pada
saat gambar-gambar tersebut memasuki proses editing

Suspense :
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan yang menegangkan
dan mengundang rasa was-was bagi penonton

Steady Shot :
Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak dan dapat dinikmati
dengan posisi diam

Slow Motion :
Pergerakan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan cerita

Tag, Tag Line :

Kalimat atau tindakan dalam sebuah adegan terakhir dari sebuah film yang diharapkan dapat menjadi puncak dari apa yang telah disuguhkan sebelumnya.

Teaser :

Adegan pertama dari keseluruhan gambar dari cerita. Biasanya adegan yang menarik, digunakan di televisi.

Tele-Photo Lens :
Lensa dengan panjang fokus lebih besar dari normal yang digunakan untuk membuat obyek jauh menjadi dekat.

That’s a Hold :
Perintah dari sutradara pada script supervidor dan asisten kamera bahwa pengambilan gambar yang baru saja selesai tidak akan dikirim ke lab untuk dicetak tapi diberi label “hold” sampai pengambilan gambar lainnya telah selesai dan sutradara memutuskan gambar mana yang akan dicetak.

Tilt :
Menggerakan kamera secara vertikal (naik-turun)

Tone Track :
Soundtrack yang memunculkan bunyi latar yang diasosiasikan dengan lokasi interor atau eksterior. Suara ini biasanya tidak disadari namun memberikan sentuhan realitas yang dibutuhkan oleh sebuah film.

Top Lighting :
Cahaya dari sumber yang diletakkan diatas subyek sehingga turun menyinari.

Transportation Departement :
Bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain selama syuting berlangsung. Dalam hal ini termasuk antar dan jemput kru atau pemain.

Treatment :

Presentasi detail dari cerita sebuah film namun belum berbentuk naskah.

Triangle :

Alat yang digunakan untuk menahan kaki-kaki tripod agar tidak bergerak jika diletakkan di lantai yang licin.

Two/Three Shot :
Perintah yang seringkali digunakan oleh sutradara untuk mengarahkan kamera pada dua/tiga obyek yang dituju.

Unit Manager :
Bertanggungjawab atas kelancaran operasi perusahaan film di lokasi.

Variable Speed Motor :
Variasi kecepatan film di kamera untuk keperluan efek khusus.

Viewfinder :
Instrumen optik yang diletakkan samping kiri blimp yang memungkinkan operator kamera untuk mengikuti aksi sementara kamera sedang berputar.

Voice Cue :
Sinyal vokal dari sutradara atau aktor/aktris dalam adegan bahwa sudah waktunya aktor/aktris lain masuk.

VTR :
Video Tape Recording

Very Long Shot :

Gambar yang diambil dari jarak yang sangat jauh

Voice Over :
Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita (narasi)

Wardrobe Box :

Kotak penyimpanan kostum.

Wardrobe Departement :
Bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk produksi.

Wild Line :

Kalimat yang biasanya direkam setelah pengambilan gambar atau diakhir syuting pada hari itu. Dipergunakan untuk mengulang kalimat dari suatu adegan yang telah diambil karena tidak jelas.

White Balance :

Prosedur untuk mengoreksi warna gambar dari kamera dengan
mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum warna.
Umumnya prosedur ini menggunakan warna putih sebagai dasar

Wild Recording :
Perekaman yang tidak dilakukan selama proses fotografi. efek suara dan bunyi acak biasanya direkam dengan cara ini, kadang untuk narasi dan musik juga. Seringkali disebut Non-Sync.

Wind Machine :

Kipas angin besar yang ditutup dengan kawat pengaman. Digunakan untuk menciptakan efek angin.

Wipe :
Efek optik antara 2 gambar dimana gambar ke-2 mulai di bagian luar layar dan menghapus gambar pertama sampai dengan garis yang masih terlihat dan pada akhirnya menutupi gambar pertama.

Wrap :
Perintah yang digunakan untuk memberitahukan pada semua orang bahwa syuting pada hari itu sudah selesai.

Kamis, 02 Desember 2010

Keinginanku

disini, disana, dimanapun
aku sendirian
diam tanpa kata dan hanya termenung

saat lantunan lagu terdengar
aku teringat kepadanya
aku rindu dirinya
aku ingin bertemu dengannya

andai aku bisa memperbaiki kesalahanku
andai aku bisa membahagiakanmu
andai aku bisa hidup lama bersamamu
andai aku bisa kembali ke masa lalu

ikhlas, diam, mengingat, dan berdo'a
hanya itu yang bisa ku lakukan
aku seperti orang bodoh
orang yang tak bisa melakukan apapun

aku selalu ingin menangis
saat mengingatnya
aku kehilangannya

aku tidak mau kehilangan lagi
kehilangan orang-orang yang sangat berharga bagiku
kehilangan mereka sama saja dengan hidupku yang tak berguna

andai aku bisa melihat senyum mereka
aku pasti bahagia
aku rela mngorbankan apapun demi kebahagiaan mereka.

Kesendirian

Dunia yang penuh kehidupan

Suara Ombak di lautan

Suara burung yang berterbangan

Suara hembusan angin dimanapun


Alangkah indahnya hidup ini

Dimana semua hidup dan saling bernyanyi


Saat aku melihat cinta diantara mereka

Saat aku melihat benci diantara mereka


Aku berpikir

Pantaskah aku dicintai?

Pantaskah aku dibenci?


Saat aku merasa menyukai seseorang

Saat aku dekat dengan seseorang

Tapi aku melukai perasaan mereka

Aku tidak bisa membahagiakan mereka


Aku berpikir

Aku tak pantas untuk dicintai

Tapi aku pantas untuk dibenci


Aku hanya bisa menyakiti hati kalian

Aku hanya bisa melukai hati kalian


Aku tak pantas berada disini

Di dunia ini

Di Negri ini

Dan tak pantas bersama kalian


Lebih baik aku menjauh dari kehidupan kalian

Lebih baik aku pergi dari kehidupan kalian


Aku takkan kembali dari kehidupan kalian

Lebih baik aku sendiri di dunia ini

Tanpa ada siapa pun

Sendiri dan sendiri

Sampai akhir hayatku

Selasa, 16 November 2010

BOCAH JALANAN

panasnya terik matahari.
kulit mulai terasa terbakar.
seorang bocah kecil berdiri di pinggir jalan.
bekerja demi memenuhi kelangsungan hidupnya.

seorang bocah yang tidak sekolah dan berdiri di jalanan.
kau bekerja demi membantu kedua orang tuamu.
tidak peduli bagaimana orang memandangmu.

orang-orang hanya bisa menghina dirimu dan kedua orang tuamu.
mereka tidak tahu seberapa susahnya hidupmu.
kau seorang bocah yang berani mengorbankan jati dirimu demi kebutuhan keluarga.

bocah, janganlah engkau bersedih.
bocah, janganlah engkau mengeluh atas nasibmu.
bocah, bersemangatlah.
bocah, berjuanglah demi kehidupan kedua orang tuamu dan kehidupanmu.

suatu saat nanti mereka akan memujimu.
suatu saat nanti mereka akan tunduk kepadamu.
dan katakanlah kepada mereka.
bahwa kau adalah bocah yang mereka hina.

Senin, 15 November 2010

Langkah-Langkah untuk Membuat Skenario

1. IDE CERITA

Sebelum membuat skenario Film, pertama-tama harus mempunyai ide cerita dahulu. Setelah itu, buatlah cerita yang semenarik mungkin dari ide yang kamu dapat. Ide cerita bisa didapat melalui apa yang kita rasa, dengar, dan kita lihat.
ide cerita bisa diperoleh dari :
  • Diri Sendiri : pengalaman pribadi.
  • Lingkungan Sekitar : apa yang kamu lihat dan kamu rasakan saat bersama mereka (tetangga, teman, sahabat, dan sebagainya).
  • Membaca : mendapat ide saat membaca novel, cerpen, koran, dan sebagainya. tapi jangan meniru secara keseluruhan (Copy Paste).
  • Dongeng dan Cerita Rakyat : Indonesia Kaya dengan dongeng, legenda, dan cerita rakyat. selalu ada hal yang menarik yang dapat diangkat dari kisah-kisah tersebut.

2. SIAPKAN SINOPSIS

Sinopsis memiliki arti penting dalam pembuatan Skenario Film, yaitu sebagai pijakan. kita akan kesusahan membuat skenario jika kita tidak tahu sinopsis ceritanya. kita bisa membuat sinopsis dari ide cerita yang sudah kita dapat.

3. Treatmen

Treatmen ini sama dengan pembabakan. Setelah membuat sinopsis, maka harus dipecah menjadi beberapa babak. Sebuah film umumnya menggunakan struktur tiga babak (Tree Acts Structure), tapi ada juga yang disebut Nine Acts Structure (struktur sembilan Babak).
contoh struktur tiga babak (Tree Acts Structure) :
Babak 1 : Sebagai pengenalan Setting, Tokoh, dan awal masalahnya.
Babak 2 : bagian berkecamuknya masalah (semakin besar masalah yang timbul).
Babak 3 : Penyelesaian.

Contoh struktur sembilan babak (Nine Acts Structure) :
Babak 1 : Kejadian buruk yang menimpa orang lain.
Babak 2 : pengenalan Tokoh Utama (protagonis).
Babak 3 : Kejadian buruk menimpa orang lain atau terlibat pada masalah orang lain pada babak 1.
Babak 4 : Protagonis dan Antagonis.
Babak 5 : Protagonis berusaha keluar dari masalahnya.
Babak 6 : Protagonis salah mengambil jalan.
Babak 7 : Protagonis mendapat pertolongan.
Babak 8 : Protagonis berusaha keluar dari masalah lagi.
Babak 9 : Protagonis dan antagonis berperang menyelesaikan masalahnya.

4. SCENE PLOT/ OUTLINE SCENE

Scene Plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan scene plot akan mempermudah pembuatan skenario.
Contoh :
1. Dyan mengambil tas kemudian keluar dari kamar.
2. Dyan mengendarai sepeda motor menuju ke kampus sambil mendengarkan musik.
3. Dan Seterusnya.

5. SKENARIO

setelah membuat tahapan-tahapan diatas, maka kita bisa membuat skenario dengan mudah. Dalam menulis Skenario, ada beberapa istilah khusus yang harus dipahami oleh penulis skenario. Istilah ini berlaku universal, artinya di negara apa pun skenario itu ditulis dan kemudian diproduksi, istilah ini mempunyai arti yang sama. Pemahaman akan istilah-istilah ini akan membuat sebuah skenario lebih gampang divisualisasikan.
Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam penulisan Skenario :
  • Fade in : ketika adegan baru dimulai pertama kali.
  • Fade Out : Ketika sebuah babak berakhir dan kemudian diselingi oleh iklan sebelum memulai babak baru. Atau ketika sebuah episode berakhir dan akan bersambung ke episode selanjutnya.
  • Cut to : Perpindahan dari satu adegan ke adegan lain secara berkesinambungan.
  • Dissolve to : mirip dengan cut to, tapi dipergunakan untuk adegan masa lalu (flashback) yang memiliki durasi cukup panjang.
  • V.O (Voice Over) : Hanya terdengar suara. Biasanya digunakan untuk suara dalam hati si tokoh.
  • O.S (Off Scene) : Suara pemain terdengar lebih dahulu sebelum sosoknya sendiri muncul.
  • CUT TO FLASH BACK : petunjuk mengalihkan gambar ke adegan flash back. Flash back : Adegan masa lalu. Flash back ini bisa berlangsung sebentar, bisa juga agak lama.
  • FLASH BACK CUT TO : petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back
  • POY (Point Of View) : melihat sesuatu dari sudut pandang seorang tokoh.
  • VFX (Visual Effect) dan SFX (Sound Effect) : VFX dan SFX ini biasa dipakai adegan yang sulit divisualisasikan.
  • ACT : Babak
  • Scene : Kata lain dari adegan, yaitu bagian terkecil dari sebuah cerita.
  • INT : Singkatan dari Interior, menunjukkan keterangan di dalam ruangan.
  • EXT : Singkatan dari Exterior, menunjukkan keteerangan di luar ruangan.
  • Establishing Shoot : Pengambilan Gambar Secara Keseluruhan atau penuh.
contoh skenario :

SAHABAT
Yang Tak Pernah Kulupakan

Cerita : M. Luqman Ahmadi Al-Basir
Skenario : M. Luqman Ahmadi Al-Basir
Fade In
Act 1

Scene 01. EXT. Estabilish.

Sebuah Sekolah Besar.

Scene 02.INT. Di Dalam Kelas.

Pemain : Dyan, Luqman, Aruf.

Luqman duduk sendirian di dalam kelas sambil memikirkan tugasnya yang belum selesai. Dyan masuk kelas dan menepuk bahu Luqman.
Dyan :"Hai, pagi-pagi udah ngelamun. nanti kesurupan baru tahu rasa kamu. hihihihi..."
Luqman :"Biarin, terserah aku donk.."
Dyan :"Eh, dasar Kakek-kakek. dibilangin gak percaya.."
kemudian Aruf datang dan langsung duduk disebelah Luqman.
Aruf :"Ada apa nie? kok tumben pagi-pagi udah pade ribut?"
Dyan :"Ini nie si kakek ngelamun pagi-pagi.."
Luqman :"Jangan panggil aku kakek kenapa ce?!? emangnya aku sudah tua, kok dipanggil kakek? HUh..!!!" (sambil membentak Dyan)
Dyan dan Aruf :"Ha..ha..ha...ha..." (mereka tertawa melihat Luqman yang sedang emosi)

CUT TO

Scene 03. EXT. BERJALAN DI TROTOAR .

Pemain : Luqman, Dyan, Rizal.

Luqman dan Dyan berjalan berdua untuk pulang bersama. Rizal datang dengan mengendarai sepeda motor dan menawari Dyan untuk pulang bersama.
Rizal :"Dyan, ayo pulang bersamaku. ngapain pulang sama orang yang gak punya apa-apa kayak dia. apalagi dia orang yang suka berkhayal saja tanpa tahu keterbatasannya. Ha..ha...ha..."
Dyan :"Jangan seenaknya menghina Luqman.!!" (Sentaknya)
"Begini-begini, Luqman lebih baik daripada kamu. Dasar cowok playboy. Pergi sana!!"
Luqman :"Dyan..." (terharu mendengar perkataan Dyan)
CUT TO


Scene 03.....................
Scene 04.....................

FADE OUT


PERTANYAAN PENTING

Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah:

1. Siapa tokoh utamanya?
2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?
3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis?
4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya?
5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu?
6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu?
7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya?

Itulah “prosedur” penulisan skenario film. Lebih jelasnya kamu bisa baca pada buku-buku panduan menulis skenario.

SUMBER DAYA DAN IDENTITAS ORGANISASI (Resource and Identity Organisation)

Sumber daya dan Identitas Organisasi Peran Retorika dalam Penciptaan Keunggulan Kompetitif


Menggunakan RBV untuk menunjukkan bagaimana organisasi menggunakan retorika tentang identitas ganda untuk meningkatkan kompetitif keunggulan perusahaan. Menyajikan model yang menggambarkan bagaimana retorika dapat beralih perhatian audience antara identitas dan sumber daya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Sumber daya Resource Based View (RBV) dari strategi organisasi berpendapat bahwa keunggulan kompetitif perusahaan timbul dari nilai, kelangkaan, nonimitability, dan nonsubstitutability sumber dayanya. Atribut ini konstruksi retorik. Oleh karena itu, organisasi akan menghubungkan retorika, sumber daya, dan RBV dengan cara memberikan pengaruh retorika yang penting bagi tindakan di perusahaan dan pada kelangsungan hidupnya.

A. Retorika, Identitas, dan RBV
1. Retorika
Retorika adalah penggunaan bahasa tertentu digunakan untuk pembujukan secara persuasi. Dalam organisasi, retorika bisa digunakan sebagai penggambaran atau simbol. Dan retorika bagi suatu organisasi sangatlah penting. Retorika sebagai pembujuk-rayuan agar mereka percaya. Sebelum melakukan pembicaraan, maka ketahui dahulu siapa, apa, dan bagaimana harus berbicara.
Retorika biasanya melibatkan penggunaan bahasa, tetapi retorika juga memiliki arti sym-bolic luar literal. Kami menemukan bahwa arti dalam gambar seperti iklan diam, kata-kata seperti angka dan kiasan.
Retorika terbagi menjadi dua, yaitu retorika verbal dan non-verbal. Retorika verbal adalah membujuk seseorang atau sekelompok baik dengan berbicara, melalui Iklan, maupun yang lainnya. Sedangkan Retorika non-verbal adalah berupa simbol saja sebagai pengerat kekerabatan misalnya saling berjabat tangan dengan gaya tertentu, dan sebagainya.
Misalnya dalam suatu perusahaan “A”, mereka mempunyai produk yang sangat bagus. Mereka ingin memperkenalkan produk ini ke perusahaan lain dan masyarakat. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan produk tersebut membutuhkan retorika.
Beberapa dimensi ideologi retorika
1. Dimensi filosofis kemanusiaan, dari dimensi ini, kita mengedepankan pemahaman dari sudut identitas (ciri pembeda) antara eksistensi. Identitas pembedanya:
•antara makhluk manusia dengan selain manusia
•antara manusia yang berbudaya
•antara yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, pandangan hidup
2. Dimensi teknis, berbicara adalah sebuah teknik penggunaan symbol dalam proses interaksi informasi.
3. Dimensi proses penampakan diri atau aktualisasi diri. Berbicara itu adalah salah satu keperluan yang tidak bisa ditinggalkan
4. Dimensi teologis, menyampaikan ajaran agama sesuatu yang wajib (dakwah)

2. Identitas Organisasi
Identitas Organisasi adalah proses pembangunan proyek dan tidak bertahan lama atau obyektifitas. Organisasi terbentuk karena adanya identitas. Dari identitas tersebut mereka mendapatkan sumber daya. Banyak organisasi yang memiliki identitas ganda.
Perusahaan mengelola banyak identitas melalui tanggapan seperti sekering identitas bersama (inte-Gration), memisahkan identitas (kompartementalisasi), atau menghubungkan mereka (agregasi).
Identitas organisasi bisa meningkat tergantung pada dukungan stakeholder, legitimasi dirasakan, nilai strategis masa depan, dan keterbatasan sumber daya.

3. RBV
Organisasi retorika sering berkonsentrasi pada tingkat di atas bahwa produk atau stakeholder dan fokus pada memproyeksikan gambar dari organisasi itu sendiri. Pada tingkat itu, isu-isu identitas organisasi dan sumber daya organisasi menjadi sangat penting, yang berarti bahwa RBV sangat relevan untuk memahami proyeksi citra organisasi nasional dan identitas.
Resource based view (RBV) mampunyai arti pengamatan berbasis sumber, maksudnya pengamatan berdasarkan sumber yang ia dapatkan. Jadi dalam suatu organisasi, resource-based view (RBV) adalah manajemen bisnis alat yang digunakan untuk menentukan sumber daya strategis yang tersedia untuk sebuah perusahaan.
Banyak kesepakatan RBV dengan persepsi sumber daya berdasarkan pada kepercayaan subyektif. Namun tidak memberikan RBV menjelaskan bagaimana aktor datang untuk memegang keyakinan tentang sumber daya.
Prinsip mendasar dari RBV adalah bahwa dasar untuk keunggulan kompetitif dari suatu perusahaan terletak terutama dalam penerapan bundel sumber daya berharga di perusahaan pembuangan. Untuk mentransformasi keunggulan kompetitif lari-pendek menjadi keuntungan kompetitif yang berkelanjutan mensyaratkan bahwa sumber daya ini heterogen di alam dan tidak sempurna mobile.
Poin-poin kunci dari teori ini adalah:
1. Mengidentifikasi potensi sumber daya perusahaan kunci.
2. Mengevaluasi apakah sumber daya tersebut memenuhi (VRIN) kriteria sebagai berikut:
• Berharga
• Langka
• Di-imitable
• Non-disubstitusikan
3. Mengasuh dan melindungi sumber daya yang memiliki evaluasi tersebut karena hal sehingga dapat meningkatkan kinerja.

B. Dua Pengaruh antara Sumber daya dan identitas
Yang dimaksud dengan sumber daya bentuk identitas dan retorika, dan identitas dan retorika membangun makna sumber daya. Berbagai jenis retorika mencapai hal ini. Pemasaran retorika proyek identitas dan dengan demikian menggunakannya sebagai alat pemasaran atau sumber daya. Demikian pula, praktisi menggunakan gambar sebagai cermin dan dengan demikian sebagai pembuatan sumber daya akal.
identitas dan sumber daya dapat metaforis direpresentasikan sebagai konsumen dan produsen nilai, masing-masing. Menurut metafora ini, mereka timbal balik yang terkait. Identitas dan sumber daya mempunyai pengaruh antara lain:
- Menggunakan retorika tentang identitas untuk pengaruh arti sumber daya.
- Menggunakan retorika tentang sumber daya untuk pengaruh identitas.

1. Menggunakan retorika Tentang Identitas untuk Pengaruh Arti Sumber Daya.
Menghubungkan dua antara sumber daya dan identitas melalui empat subpropositions tentang sumber daya membentuk identitas. dan empat subpropositions tentang identitas dan retorika membentuk sumber daya digunakan.
a. Menarik Identitas sebagai suatu Sumber Daya berharga
Organisasi menggunakan identitas sosial yang diperoleh dari keanggotaan dalam industri-coba dan badan-badan akreditasi sebagai sumber daya untuk mendapatkan legitimasi. Legitimasi meningkatkan komprehensibilitas dan stabilitas tindakan organisasi, meningkatkan umur panjang organisasi, dan memastikan dukungan penyedia sumber daya penting. Legitimasi adalah sumber daya tidak berwujud kunci untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Reputasi untuk menyediakan jasa atau produk yang berharga adalah sumber daya perusahaan yang pada dasarnya dapat berubah dengan retorika.
Contohnya, pabrik “A” tidak mempunyai cukup biaya. Jika ingin mempromosikan melalui Iklan. Maka Pabrik A akan memilih Iklan yang paling murah untuk menutupi kelemahan kualitasnya.
b. Identitas khas sebagai suatu Sumber Daya Langka
Identitas sebagian besar didasari oleh apa yang khas. Ketika kekhasan atau perilaku yang mengarah ke bisnis unik yang berguna, identitas adalah sumber daya langka.
Retorika tentang kelangkaan menggunakan asumsi biasa seperti "kualitas langka". Organisasi harus menarik perhatian kelangkaan, sebagai atribut dominan, sebelum perusahaan dapat menikmati keunggulan kompetitif berdasarkan kelangkaan sumber daya.
c. Centre identitas sebagai sumber daya nonsubtitutability
Retorika dapat menghubungkan identitas inimitability (ditiru) dari sumber daya ketika pelaku berusaha untuk meyakinkan pesaing bahwa pesaing tidak dapat menyalin identitas perusahaan.
Contoh, situs web yang bernama facebook sudah tidak bisa ditiru oleh web yang lain. bahkan facebook menjadi penggemar jutaan orang di dunia.
Ini meyakinkan pembaca pengetahuan terletak dan tertanam hubungan erat antara perusahaan konsultan dan kliennya. Identitas sebagai organisasi berorientasi konsultan-klien tidak tepat specifiable sebagai setumpuk rutinitas, dan implementasinya tersembunyi di kompleks dan diam-diam proses sosial perusahaan. Efek retorika dimaksud adalah untuk menunjukkan bahwa identitas organisasi istimewa dan identifikasi stakeholder yang tinggi membuat kinerja tinggi, sehingga bertindak sebagai sumber daya dengan cara yang tidak dapat disalin menarik lebih banyak klien dan menghalangi pesaing potensial.
d. Identitas bertahan sebagai suatu Sumber Daya tidak disubstitusikan.
sebuah perusahaan untuk menggunakan retorika dan identitas untuk membentuk nonsubstitutability dirasakan sumber daya. Sebagai contoh, perusahaan dapat menekankan bahwa itu terus meningkatkan 'pekerja kompetensi dan meningkatkan komitmennya untuk pekerja, sehingga pesaing potensial meyakinkan bahwa kinerja yang lebih baik adalah tidak mungkin. Perusahaan dapat mempublikasikan model bisnis tentang bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan baru untuk mencegah pesaing masuk pasar. Efek retorika dimaksud adalah untuk mencegah atau menurunkan moral pesaing dengan membuat terlihat fakta bahwa alasan untuk per-kinerja tinggi tidak disubtitusikan. Dengan cara ini, perusahaan dapat menggunakan retorika untuk membentuk persepsi pesaing dari tidak disubtitusikan sumber dayanya.

2. Menggunakan retorika tentang sumber daya untuk pengaruh identitas.
Organisasi dapat menggunakan retorika untuk membuat perusahaan anggota merasa baik tentang diri mereka sendiri dan tentang apa yang anggota lakukan bersama sebagai sebuah organisasi, yang mengarah ke komitmen yang lebih besar dan perilaku yakin lebih yang akan meningkatkan keunggulan kompetitif.
a. Sumber daya berharga adalah sebagai Meningkatkan Daya Tarik Identitas
agen Perubahan bisa menggunakan sumber daya fisik untuk mengubah identitas organisasi.sumber daya fisik bisa difoto dan akibatnya dapat memiliki makna visual simbolik. Ini makna simbolik sebagian berasal dari sumber daya nonvisual.
Serangkaian keberhasilan dikombinasikan dengan umpan balik reputasi positif, aliran terlihat baik, dan sumber daya yang mendukung ekspansi keyakinan identitas positif. Contoh, seorang Pijat urat bisa digambarkan sebagai dokter yang ajaib. Dengan pijat uratnya bisa mengobati berbagai macam penyakit.
b. Sumber daya langkah adalah sebagai mengaktifkan klaim identitas khusus
perusahaan bergengsi memberikan status anggota dan dukungan identitas. Oleh karena itu perusahaan reputasi adalah sumber daya langka yang mendukung pekerjaan identitas yang dilakukan oleh anggota atas nama citra organisasi dan identitas organisasi.
Retorika merupakan pusat proses pembangunan dan unik karakteristik positif terhadap perusahaan, terutama ketika perusahaan membuat suatu yang lain dari potong produk yang jelas. Contoh, seorang penduduk kota sidoarjo menunjukkan sumber daya langkanya yaitu Udang dan suasana tambak di Sidoarjo.
c. Perusahaan khusus, sumber daya ditiru sebagai Pusat Atribut Identitas.
RBV menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif yang berkelanjutan berasal dari set yang unik sumber daya pesaing tidak dapat meniru. Perusahaan dipengaruhi dalam strategi mereka dengan persepsi mereka tentang pesaing dan kemudahan relatif seseorang pesaing menyalin.
Organisasi berasal beberapa aspek identitas mereka dari jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Jika suatu perusahaan melakukan pekerjaan yang tidak dapat disalin, pekerjaan menjadi salah satu pusat mendefinisikan dan karakteristik identitas perusahaan.
Perusahaan dipengaruhi dalam strategi mereka dalam persepsi mereka tentang pesaing dan kemudahan relatif seorang pesaing menyalin. Jika suatu perusahaan melakukan pekerjaan yang tidak dapat disalin, pekerjaan menjadi salah satu pusat mendefinisikan dan karakteristik identitas perusahaan. Contoh, Pekerjaan Angkutan, angkutan sangat dibutuhkan untuk transportasi ke tempat tujuan.
d. Persisten, sumber daya nonsubstitutable sebagai Atribut Identitas yang bertahan
Risiko substitusi sumber daya timbul karena kompetitor bisa mendapatkan sumber daya alternatif mereka sendiri yang melakukan tugas yang sama menggunakan sumber daya yang berbeda. Karismatik kepemimpinan dan sistem perencanaan formal pengganti sumber daya untuk mencapai koordinasi satu sumber daya mungkin lebih efektif daripada yang lain dalam kasus tertentu.
Jika kepemimpinan karismatik efektif dalam muda, perusahaan kecil, pesaing tidak akan dapat menggantikan kontrol formal dengan sukses yang sama. pendiri perusahaan ini kemudian dihadapkan dengan masalah pembuatan rutin karisma untuk identitas terkait untuk menjadi abadi. Pendiri karismatik kumulatif mungkin berasal atribut yang berhubungan dengan mengambil risiko dan kewirausahaan. Atau seorang desainer eksentrik secara bertahap bisa memperkuat identitas individualitas artistik. Pendiri berusaha untuk membentuk perusahaan dengan cara yang menghalangi pesaing. Teman-persisten Pendiri ketergantungan pada sumber daya nonsubstitutable, oleh tulangan kumulatif, bentuk identitas kaum muda, perusahaan kecil.
Perusahaan dapat menggunakan ideologis dan budaya kontrol untuk membuat asumsi abadi. Efek retorika adalah untuk mencapai identifikasi stakeholder tinggi. Contoh, “kami akan membangun dan setia kepada perusahaan”

C. Menggunakan Retorika Praktitioner untuk Mengelola beberapa identitas
Sumber daya dan identitas mengedepankan retorika memungkinkan praktisi untuk beralih di antara identitas bila diperlukan. organisasi dengan banyak identitas sering memiliki normatif, identitas etis dan rasional, identitas ekonomi.
Misalnya, rumah sakit memiliki banyak identitas, yaitu identitas ekonomi sebagai penghasilan dan identitas normatif sebagai pelayanan pengobatan bagi orang-orang yang sakit.

Jurnalistik Media Cetak, Baru, dan Televisi

1. Jurnalistik Media Cetak
Kegiatan jurnalistik yang terorganisasikan, kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan pers, yaitu usaha-usaha penerbitan karya jurnalistik yang berupa informasi dan berita.
Usaha-usaha penerbitanatau pers itu memiliki kebijakan dalam hubungan dengan Struktur masyarakat dan negara. Kebijakan itu kemudian menjadi orientasidari karya jurnalistik yang berada dalam lingkupnya. Sebutan pers berasal dari cara kerja mesin cetak menekan huruf-huruf di atas kertas. Selanjutnya semua usaha penerbitan yang berhubungan dengan mesin cetak disebut pers.
Ada tiga prinsip jurnalistik media cetak, yaitu:
a. Pembaca (man as reader)
Pembaca bebas memilih topik, informasi, atau berita yang disukai. Bertolak dari hal itu maka sajian informasi dan berita yang menyangkut berbagai bidang kehidupan sangat perlu disajikan sebagai pilihan. Pembaca juga aktif memilih berita yang relevan bagi dirinya.
b. Prinsip right like your talk.
Prinsip ini mengandung beberapa pengertian. Yang pertama mengandung arti naratif dan tak langsung, sedangkan yang kedua mengandung arti deskriptis yang langsung. Sabagai wartawan, ia seharusnya mencoba untuk obyektif, tidak boleh berpihak. Dalam kedudukan ini, ketika menulis ia harus dalam posisi sebagai pihak ketiga dan menuliskan beritanya dengan penulisan tak langsung (indirect) dan naratif (menceritakan).
Penulisan berita dalam jurnalistik memerlukan pemahaman mengenai karakter media itu. Beberapa prinsip penulisan ini dapat pula dipakai untuk bahan acuan penulisan di media elektronik audio visual (televisi). Seorang wartawan harus memastikan kebenaran beritan dengan check and recheck ke beberapa sumber yang relevan dan dapat dipercaya.
Lead berita menjadi perhataian utama, sebab lead sebagai pengarah berita, di samping judul akan menjadi pertimbangan yang menentukan dari pembaca untuk mengikuti berita itu atau tidak. Dalam penyusunan kalimat lead, tidak perlu dimasukkan prinsip 5W’s H karena akan menjadi rumit dan membingungkan.
Dalam Penulisan judul berita ada empat prinsip yang harus dipahami :
1. Menarik perhatian pembaca
2. Menyimpulkan isi berita
3. Menggambarkan suasana berita
4. Kalimat ringkas, jelas, dan merangsang.
Penulisan judul yang paling baik adalah tidak lebih dari sepuluh kata. Judul sebetulnya merupakan sumber utama informasi dari peristiwa-peristiwa yang hari itu terjadi. Karena bagi mereka yang tidak punya banyak waktu untuk membaca seluruh isi surat kabar, membaca judul beritanya pun (kalau judul ditulis dengan baik) sudah depat memperoleh gambaran kejadian pada hari itu. Dan dalam penulisan perlu menggunakan bahasa yang benar dan istilah yang tepat tanpa menggunakan kata asing. Sebab tidak akan menambah kejelasan, melainkan membingungkan para pembaca.
c. Rumus Konvesional 5W’s H (what, who, why, when, where, how)
Dalam laporan jurnalis menyebutkan kejadian apa (what), mengapa kejadian itu terjadi (why), kapan kejadian itu terjadi (when), siapa saja yang terlibat dalam kejadian itu (who), dimana kejadian itu berlangsung (where), dan bagaimana berlangsungnya kejadian itu (how). Teknik penyajiannya dapat berbentuk piramida tegak atau piramida terbalik dan kronologis. Sistem penulisan piramida tegak berarti penulisan naskah tidak terikat oleh waktu. Sistem penulisan piramida terbalik dibuat khusus untuk berita yang penyajiannya sangat terikat waktu. Sedangkan sistem penulisan Kronologis, sajiannya berdasarkan pada urutan kejadian.
Contoh berita jurnalistik media cetak:
Banjir Genangi Perumahan di Bangkalan
TINGGINYA intensitas hujan selama sepekan dan pasang air laut mengakibatkan ratusan rumah di kawasan kota bangkalan terendam. Genangan air terparah menimpa ratusan pemukiman di kawasan perumahan Griya Abadi yang mencapai lutut orang dewasa.
Menurut Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Ir Taufan Z, rusaknya beberapa instrumen pengendali (pintu) air sungai dan tingginya sediman juga memicu genangan banjir. “Air terlalu lama terkonsentrasi di sungai karena air laut sedang pasang,” jelas Kabid Irigasi dan Pemanfaatan Air M Arifin yang mendampingi Kadis Bina Marga, Taufan. “Selain itu, sedimentasi yang parah juga membuat daya tampung sungai menjadi berkurang. Ditambah rusaknya pintu air di kali jambu karena terendam sedimen,” katanya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan pemerintahan pusat dengan mengusulkan dana bencana alam senilai Rp 20 milyar. Dana sebesar itu nantinya akan diproyeksikan untuk melakukan pengerukan sedimen-sedimen yang mengganggu di empat sungai yang ada di kota Bangkalan, perbaikan plengsengan di Desa Lajing yang rusak diterjang ombak.
“Termasuk rencana pembuatan waduk di kecamatan Blega yang tengah dikaji ulang. Serta membangun tanggul yang lebih tinggi dari permukaan tanah,” jelasnya. (ekr)

2. Teori-teori Pers dan Jurnalistik
Jurnalistik dan pers tidak dapat terlepas dari hubungannya dengan struktur sosial dan politik lingkungan masyarakat dan negara. Di dalam perkembangan pers dan jurnalistik dikenal empat macam teori yang menjadi acuan dari sistem-sistem pers dan jurnalistik negara-negara di dunia.
a. Teori Otoritarian
Teori ini muncul diawal lahirnya mesin cetak dan diakhir masa renaisans, ketika negara-negara eropa kebanyakan masih menganut sistem pemerintahan monarki absolut. Pers dan Jurnalisti wajib mendukung kebijakan kerajaan. Paham ini bertolak dari anggapan, kebenaran adalah hasil dari sekelompok cendekiawan dan orang bijak yang memiliki kewajiban membimbing dan menentukan arah kehidupan rakyat kecil. Jadi kebenaran tak ada di lingkungan kecil, melainkan dekat dengan kekuasaan.
b. Teori Libertarian
Teori ini lahir ketika pertumbuhan demokrasi politik dan paham kebebasan berkembang pada abad ke-17, sebagai akibat revolusi industri dan digunakannya sistem ekonomi laissezfaire. Di dalam revolusi Perancis dikeluarkan Declaration des droits de i’homme at citoyen, yaitu pernyataan hak-hak manusia dan warga negara. Kebebasan pers sebagai salah satu aspek dari hak-hak asasi manusia. Kebenaran tidak lagi dianggap milik penguasa, melainkan hak mencari kebenaran merupakan salah satu hak asasi manusia. Kedudukan pers dan jurnalistik dalam hal ini sebagai mitra dalam mencari kebenaran. Dengan demikian, pers harus bebas dari pengawasan dan pengaruh pemerintahan. Agar kebenaran muncul, semua pendapat harus memperoleh kesempatan yang sama untuk dikemukakan.
c. Teori Totalitarian
Pers yang berpegang pada asas kebenaran berdasarkan teori marxis. Pers bekerja sepenuhnya sebagai alat penguasa, dalam hal ini partai komunis. Partai komunis dalam pengertian marxis adalah rakyat. Berdasarkan pemahaman itu pers harus mengikuti kebenaran rakyat, yaitu partai yang substansinya adalah pemerintahan. Pers komunis dikuasai dan dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. Fungsi pers komunis adalah memberi bimbingan secara cermat kepada masyarakat agar masyarakat terbebas dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat menjauhkan masyarakat dari cita-cita partai.
d. Teori Social Responsibility
Para pemilik dan pengelola pers menentukan siapa-siapa, fakta yang bagaimana, versi fakta yang seperti apa, yang dapat disiarkan kepada masyarakat. Teori ini menganggap kebebasan mutlak mendorong terjadinya dekadensi moral. Oleh karena itu, teori ini memandang perlu pers dan sistem jurnalistik menggunakan dasar moral dan etika. Pers perlu melakukan tugas sesuai dengan standar-standar hukum tertentu. Dalam hal ini kebebasan pers tetap dipertahankan dengan menambahkan kewajiban, kebebasan yang dimiliki perlu disertai tanggung jawab sosial dan kecenderungan berorientasi pada kepentingan umum, baik secara individual maupun kelompok.
Empat teori pers itu menjadi acuan sistem dan orientasi jurnalistik bagi pendukung-pendukungnya. Di Indonesia berlaku sistem pers yang disebut Pers Pancasila. Sistem ini mendasarkan sikap dan perilaku pers di Indonesia pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

3. Jurnalistik Baru
Karya jurnalistik baru (new jurnalism) merupakan cara baru dalam mengolah dan menyajikan karya jurnalistik yang dikembangkan pada akhir abad 20. Jurnalistik ini disebut jurnalistik baru karena memasukkan unsur fiksi dan sastra walaupun dalam karya jurnalistik hal semacam ini sebelumnya tidak dibenarkan.
Karya jurnalistik baru merupakan hasil gabungan antara kerja wartawan dan sastrawan, atau dengan kata lain merupakan karya jurnalistik yang dikemas dengan gaya sastra. Karya jurnalistik baru merupakan hasil karya proses intelektual yang kreatif, khususnya hasil wartawam sekaligus sastrawan. Ragam bahasanya menjadi indah serta enak dibaca dan dirasakan, khususnya bagi khalayak kalangan menengah ke atas.
Di Indonesia, karya jurnalistik baru dikembangkan oleh Goenawan Mohamad yang merupakan seorang wartawan dan juga sastrawan, melalui rubrik Catatan Pinggir di majalah Tempo.
Sebagai karya intelektual wartawan sekaligus sastrawan, penyusunan naskah dan penyajian karya jurnalistik baru kepada khalayak memiliki bentuk tersendiri. Uraian fakta dan pendapat dipilih yang aktual dan masih relevan dengan situasi dan kondisi di tengah masyarakat. Fakta dan pendapat ini dikemas dalam bentuk karya sastra yang indah dan menarik. Hubungan antara realitas di tengah masyarakat dan karya jurnalistik sastra berimpit halus. Perhatikan contoh berikut ini:
“Di depan moncong bedil yang dikokang, bisakah kita bicara tentang kekejaman? Kita tidak kehilangan hak, tetapi kita kehilangan kata. Kata-kata menjauh, menciut, kekejaman dan aniaya adalah pengalaman yang mengepung kita, mengucilkan kita dari konsep-konsep. Di depan moncong bedil yang dikokang, dunia jadi tak bisa diterangkan.
Bagaimana menerangkan semua itu? Saya tidak tahu. “Saya mencari manusia”, konon kata seorang Yunani Kuno, yang berjalan membawa obor di siang hari bolong.
Kita mencari manusia dan tak tahu bisakah kita menemukan perikemanusiaan, kecuali dengan hati seorang korban.”
(Goenawan Mohamad, HAK, Tempo, Edisi 14-12-1992)
Karya jurnalistik baru selalu diwarnai oleh sentuhan-sentuhan halus penuh keindahan tetapi memiliki sasaran yang tepat, isi pesan tetap informatif faktual, jujur, adil, dan berimbang. Karya jurnalistik ini bisa berisi mengenai apa saja yang memiliki sentuhan-sentuhan pada :
- Kekuasaan, keserakahan, dan kekejaman
- Monopoli dan birokrasi
- Kesenjangan sosial dan kemunafikan
- Sikap apatis dan monoton
- Keberhasilan (succes story), dan sebagainya.

4. Jurnalistik Televisi
Perkembangan media massa elektronik mendorong pemikiran baru di bidang jurnalistik. Media massa televisi adalah media audio visual. Media Televisi merupakan media jurnalistik yang sangar berpengaruh bagi khalayak. Televisi merupakan media yang potensial menjadi sarana dalam memprogram image di kalangan audiensi.
Media televisi sangat berpengaruh besar bagi khalayak karena mempunyai beberapa kemampuan berikut:
• Pertama, menciptakan kesan (image) dan persepsi bahwa suatu muatan dalam layar kaca (visual maupun audio visual) menjadi lebih nyata dari realitasnya.
• Kedua, media massa mampu membuat liputan “apa yang terjadi” menjadi lebih nyata.
• Ketiga, penelitian-penelitian “uses and gratifications” yang biasanya terfokus pada efek individu menemukan fakta bahwa komunikasi membangun makna ritual yang menggambarkan bagaimana orang bersama-sama dan bekerja sama secara terus menerus memakai makna tersebut.
• Keempat, sejak lama media diyakini menjadi semacam kanal yang berfungsi mengalirkan emosi dan kecenderungan destruktif psikologis lainnya menjadi gejala internal (individu) yang wajar (normal).
Jurnalistik televisi adalah jurnalistik audio visual. Unsur visual dalam sajian berita atau laporan di televisi mengandung peranan penting. Dalam hal ini, hasil liputan audio visual yang dilakukan oleh reporter dan juru kamera televisi menjadi bahan utama dalam penyusunan berita. Oleh karena itu, kehadiran reporter di tempat kejadian dirasa memberikan nilai lebih dan daya tarik yang kuat pada berita yang disampaikan. Dalam hal ini, dikenal sistem ROSS dengan penyaji berita yang disebut newscaster karena ia juga pencari, penyeleksi, pengolah dan penyusun berita.
ROSS singkatan dari
- Reporter on the spot and on the screen
Reporter berada di lokasi dan muncul di televisi melaporkan sendiri kejadian di situ.
- Reporter on the spot and off the screen
Reporter berada di tempat kejadian, tetapi gambarnya tidak muncul di layar, hanya suaranya atau laporannya dibacakan.
- Reporter off the spot and on the screen
Reporter tidak berada di tempat kejadian, tetapi sebagai redaksi yang menyusun dan menyampaikan laporan dari sumber. Sumber berita lewat telepon, teleks, faksimile dan muncul di layar televisi.
- Reporter off the spot and off the screen
Reporter tidak berada di tempat kejadian dan tidak muncul di layar televisi. Namun, ia mengumpulkan, menyeleksi dan menyusun berita yang diperoleh dari sumber-sumber berita.

Dalam jurnalistik televisi, unsur visual bukan sekadar unsur tambahan atau dukungan pada berita verbal. Unsur visual merupakan sajian berita itu sendiri, bukan sekadar ilustrasi dari uraian berita verbal.
Untuk sajian unsur visual dikenal empat materi berupa gambar hasil liputan.
1. Visual Object and Hot News (VOHN).
Materi visual hasil liputan peristiwa atau wawancara dan isi pernyataan saat itu. Lingkungan masih menggunakan istilah visual aids (gambar pembantu atau ilustrasi).
2. Shooting on the Field Operation Back-up (SFOB).
Tambahan liputan untuk melengkapi materi visual yang sudah ada.
3. Full Library Operation Back-up (FLOB)
Seluruh materi visual yang diperoleh dari kepustakaan, seperti stock shoots, foot-ages, dan sebagainya.
4. Gabungan dari ketiga materi itu.
Karena unsur visual merupakan unsur yang cukup penting maka kerja sama antara reporter dan kameramen harus terjalin dengan baik. Mata dan pikiran mereka seolah satu.

a. Berita Film
Materi film dibuat dari pita seluloid, yang setelah dipakai meliput haarus diproses melalui laboratorium untuk menghasilkan gambar. Gambar ini diedit dan disusun dengan cara dipotong-potong, dan disambung kembali sesuai dengan urutan gambar yang dikehendaki. Gambar yang sudah disusun, lalu dibuat naskah beritanya. Kemudian disajikan kepada khalayak dengan memutar film itu, sedangkan narasi atau komentar dibacakan oleh penyiar berita. Jadi, ciri khas berita film adalah gambar yang dikomentari atau gambar yang diberi narasi, tanpa disertai pendapat langsung dari narasumber.
Kelebihan berita film saat itu adalah disajikannya gambar disamping narasi. Khalayak tidak hanya mendengar naskah berita yang dibacakan oleh penyiar berita, tetapi juga disuguhi gambar suatu peristiwa.
Peristiwa yang diliput dengan film jauh lebih menarik dibandingkan dengan still photo, karena gambar foto tidak bergerak, sedangkan pada film, gambarnya bergerak.

b. Berita Televisi
Kamera elektronic news gathering (ENG-Camera) yang dilengkapi pita kaset video untuk merekam gambar sekaligus suara, mempercepat proses produksi dan penyajian berita audiovisual kepada khalayak karena tidak perlu lagi melewati proses kimiawi atau proses laboratorium untuk memperoleh gambar.
Liputan berita dengan menggunakan kamera elektronik atau video yang standar untuk siaran (Umatic, Betacam, super VHS dan video-8 jenis tertentu), dapat menghasilkan:
- Gambar fakta atau data
Yaitu gambar dari suatu peristiwa dan bebagai akibatnya. Gambar ini disebut sebagai realitas kamera, lengkap dengan atmosphere sound.
- Gambar Pendapat
Yaitu gambar narasumber yang memberikan pendapat, lengkap dengan suara narasumber, atau dengan kata lain rekaman gambar dan suara narasumber yang memberikan pendapatnya.
Sesuai dengan batasan berita, maka pada berita televisi, pendapat dapat dua macam:
- Pendapat narasumber yang tidak terekam
- Pendapat narasumber yang terekam

Jadi, pendapat narasumber yang tidak terekam harus diuraikan, sedangkan pendapat narasumber yang terekam harus dipilih dan disajikan secara langsung dan orisinil. Sedangkan pendapat yang tidak terpilih untuk disajikan secara langsung dapat menjadi bahan uraian pendapat.
Setelah meliputi suatu peristiwa dan atau pendapat di lapangan, reporter dengan dibantu juru kamera akan memperoleh:
1. Catatan Fakta atau data
2. Catatan pendapat yang tidak terekam
3. Video kaset yang berisi:
- Rekaman fakta atau data dari lokasi kejadian
- Rekaman pendapat narasumber yang relevan dna yang berhasil diwawancarai
- Rekaman gambar lain yang relevan.
4. Video kaset lain dari kepustakaan video yang berisi visual yang mendukung topik bahasan.

c. Pusat pemberitaan Televisi
Di pusat pemberitaan televisi terdapat tiga bagian utama:
1. Kebijakan Pemberitaan (News Policy)
Ini merupakan bagian pembuat kebijakan siaran karya jurnalistik dan bertanggung jawab atas pengelolaan perencanaan, produksi, dan penyelenggaraan siaran. Bagian ini merupakan forum para pemimpin pengelola siaran karya jurnalistik yang bertanggung jawab.
2. Redaksi Pemberitaan (News Room)
Ini merupakan bagian operasional yang didalamnya terdapat unit-unit kerja fungsional. Unit kerja fungsional ini didukung oleh tenaga-tenaga profesional. Seperti redaktur, reporter, kameramen, penyunting, juru lampu, juru suara, penyiar (juga pewawancara, moderator, narator, atau dubber), pengarah acara, pustakawan, grapher, ilustrator, dan lain-lain.
News Room dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi (penanggung jawab redaksi), yang dibantu oleh seorang wakil pemimpin redaksi. Penanggung jawab news room bertanggung jawab atas kelancaran kerja di dalamnya. Seperti memimpin rapat redaksi setiap hari untuk merencanakan liputan berita dan memilih topik penjelasan masalah hangat, seperti wawancara, panel, diskursi, reportase langsung atau tidak langsung, dan sebagainya.
3. Studio Pemberitaan (News Studio)
Penyiaran karya jurnalistik atau pemberitaan dilakukan disini. Penanggung jawab kelancaran siaran kerja jurnalistik di news studio adalah pengarah acara karya jurnalistik. Sementara tanggung jawab isi siaran tetap berada di tangan penanggung jawab redaksi atau wakil penanggung jawab redaksi.
Kunci keberhasilan suatu organisasi penyiaran, termasuk organisasi pusat pemberitaan televisi adalah bahwa antara pemimpin, antara pelaksana, serta antara pemimpin dan pelaksana harus mengembangkan iklim kerja yang harmonis, yaitu harus ada sikap saling menghargai, saling pengertian, dan saling mengingatkan (asah-asih-asuh) sehingga mampu mendukung perkembangan kreativitas setiap personel, baik pemimpin maupun pelaksana.
Personel pusaat pemberitaan televisi, selain memiliki profesi sebagi brodcaster, juga merupakan jurnalis seperti wartawan, reporter atau redaktur, yang berarti juga menguasai ilmu komunikasi dan ilmu jurnalistik. Berikut ini adalah profesi dan tugas masing-masing:
- News director (ND) adalah pemimpin pusat pemberitaan yang bertanggung jawab secara keseluruhan atas jalannya roda penyelenggaraan siaran pemberitaan. News direktor mengatur dan bertanggung jawab atas seluruh personel pusat pemberitaan, pembiayaan, kebijakan siaran pemberitaan, kelancaran produksi dan siaran pemberitaan.
- Executive news producer (EP) adalah orang yang bertanggung jawab atas tugas sehari-hari di news room.
- Assignment editor (AE) adalah orang yang bertanggung jawab dalam merencanakan, memilih, dan memproduksi materi berita, serta mempersiapkan siaran pemberitaan.
- News Producer (NP) adalah orang yang bertanggung jawab atas produksi dan penyediaan materi berita seperti feature, human interest, dan sebagainya.
- Reporter/Writer (R/W) adalah orang yang mencari, mengumpulkan menyeleksi, dan mengolah materi pemberitaan sampai siap siar. Yang dimaksud writer disini adalah redaktur.
- Editorealist (E) adalah orang yang bertugas mengamati, memilih, dan menyusun editorial (komentara atau tajuk)
- Grapher (G) adalah orang yang bertugas membuat dan mempersiapkan grafik untuk siaran pemberitaan.
- Script editor (SE) adalah orang yang bertugas mempersiapkan script atau naskah siaran pemberitaan yang sudah disusun di news room.
- Video editor (VE) adalah penyunting video.
- Studio director (D) adalah penanggung jawab studio berita.
- Technical director (TD) adalah pengarah teknik yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran siaran pemberitaan.
- Audio direktor (A) adalah penata suara.

Daftar Pustaka

 Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: PINUS BOOK PUBLISHR.
 Wahyudi, J.B. 1996. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
 Panuju, Redi. 2005. Nalar Jurnalistik. Malang: Bayu Media